◆ Pendahuluan
Dunia mode 2025 bukan lagi tentang logo besar, warna mencolok, atau tren cepat berganti.
Kini, muncul gerakan baru yang lebih tenang tapi penuh makna: quiet luxury dan sustainable fashion.
Keduanya mewakili dua sisi dari perubahan besar dalam industri fashion global — keinginan tampil elegan tanpa berlebihan, dan tanggung jawab terhadap bumi.
Orang-orang tak lagi membeli baju hanya karena gengsi, tapi karena kualitas, nilai etika, dan dampaknya bagi lingkungan.
Quiet luxury menjadi simbol gaya hidup kalem namun berkelas, sementara sustainable fashion adalah wujud kepedulian terhadap masa depan planet ini.
Dan menariknya, tren ini kini menjamur di Indonesia — dari brand lokal hingga influencer fashion di media sosial.
◆ Apa Itu Quiet Luxury
Quiet luxury, secara sederhana, adalah gaya elegan yang tidak berteriak.
Tidak ada logo mencolok, tidak ada tren musiman yang norak, tapi tetap terlihat mahal dan sophisticated.
Ciri khasnya terletak pada kualitas material, potongan yang timeless, dan detail halus yang hanya bisa dikenali oleh mata yang peka terhadap keanggunan.
Pakaian berbahan linen, wol halus, atau kulit premium dengan warna netral seperti krem, abu-abu, atau hitam kini jadi favorit.
Tren ini banyak dipopulerkan oleh tokoh-tokoh global seperti Kendall Roy di serial Succession dan para selebritas yang memilih tampil understated tapi elegan.
Namun kini, quiet luxury bukan hanya milik kalangan elit — masyarakat urban pun mulai mengadopsinya karena lebih berkelanjutan dan tidak cepat ketinggalan zaman.
Di era yang dipenuhi hiruk pikuk digital dan tren instan, diam justru jadi simbol kemewahan baru.
◆ Sustainable Fashion: Mode yang Punya Hati
Sustainable fashion adalah gerakan yang bertujuan mengurangi dampak negatif industri mode terhadap lingkungan.
Mulai dari penggunaan bahan ramah lingkungan, pengurangan limbah, hingga praktik produksi yang adil untuk pekerja.
Industri fashion dikenal sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia.
Itulah mengapa muncul kesadaran baru di kalangan desainer dan konsumen untuk berpindah ke arah yang lebih hijau.
Banyak brand kini menggunakan bahan daur ulang, organik, atau bebas bahan kimia berbahaya.
Beberapa juga menerapkan konsep slow fashion, di mana produk dibuat tahan lama dan tidak bergantung pada tren musiman.
Di Indonesia, desainer seperti Toton Januar, Sejauh Mata Memandang, dan Imaji Studio menjadi pionir dalam menghadirkan fashion yang cantik sekaligus bertanggung jawab.
Mereka membuktikan bahwa keindahan dan kepedulian bisa berjalan beriringan.
◆ Gerakan Fashion Ramah Lingkungan di Indonesia
Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat sustainable fashion di Asia Tenggara.
Dengan kekayaan alam dan budaya tekstil tradisional, banyak perancang kini berinovasi untuk menggabungkan nilai lokal dan prinsip ramah lingkungan.
Kain-kain tradisional seperti tenun, songket, dan batik kini dibuat dengan pewarna alami yang ramah lingkungan.
Proses produksinya juga dilakukan oleh komunitas lokal yang diberdayakan secara ekonomi.
Brand lokal seperti SukkhaCitta dan Kana Goods misalnya, tidak hanya menjual produk, tapi juga membawa cerita tentang tangan-tangan pengrajin di balik kainnya.
Tren ini membuat konsumen tidak hanya membeli pakaian, tapi juga nilai — cerita tentang keberlanjutan, keadilan, dan pelestarian budaya.
Kombinasi antara quiet luxury dan sustainable fashion menjadikan gaya hidup ini bukan hanya soal penampilan, tapi juga tentang makna.
◆ Peran Generasi Muda dan Media Sosial
Generasi Z dan milenial memainkan peran penting dalam mendorong tren ini.
Mereka adalah kelompok konsumen paling sadar lingkungan dan paling vokal dalam menolak fast fashion.
Melalui platform seperti TikTok dan Instagram, mereka memperkenalkan konsep “capsule wardrobe”, yaitu gaya berpakaian dengan sedikit item tapi multifungsi.
Mereka juga menyoroti pentingnya transparansi merek — ingin tahu dari mana bahan pakaian berasal dan siapa yang membuatnya.
Hashtag seperti #SustainableOOTD, #SlowFashion, dan #QuietLuxuryStyle kini sering muncul di media sosial.
Para influencer tidak hanya memamerkan outfit, tapi juga bercerita tentang filosofi di balik pilihan busana mereka.
Gaya kini bukan hanya tentang tren, tapi tentang tanggung jawab dan kesadaran diri.
◆ Tantangan Industri Fashion 2025
Meski arah perubahan ini positif, perjalanan menuju industri mode berkelanjutan masih panjang.
Masih banyak tantangan besar yang harus dihadapi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah:
-
Harga Produksi Tinggi – Bahan ramah lingkungan dan produksi etis sering kali membutuhkan biaya lebih besar.
-
Kurangnya Edukasi Konsumen – Tidak semua orang memahami pentingnya membeli produk berkelanjutan.
-
Greenwashing – Banyak brand mengklaim diri “eco-friendly” hanya untuk pemasaran, padahal praktiknya tidak transparan.
Karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat sangat dibutuhkan.
Peraturan yang jelas, sertifikasi hijau, dan kampanye publik bisa mempercepat transformasi menuju fashion yang benar-benar beretika.
◆ Masa Depan: Gaya, Nilai, dan Keberlanjutan
Fashion masa depan tidak hanya berbicara tentang penampilan, tapi juga tentang pesan dan dampak sosialnya.
Quiet luxury dan sustainable fashion menjadi jembatan antara gaya hidup modern dan tanggung jawab ekologis.
Konsumen kini semakin cerdas — mereka tidak hanya menilai dari merek, tapi dari makna di balik setiap jahitan.
Brand yang mampu menjaga keseimbangan antara estetika, kualitas, dan keberlanjutan akan bertahan paling lama.
Di masa depan, “mewah” bukan lagi soal harga tinggi, tapi tentang kesadaran tinggi.
◆ Penutup
Quiet luxury dan sustainable fashion 2025 menunjukkan bahwa arah dunia mode sedang berubah menuju kesederhanaan yang bermakna.
Kemewahan tidak lagi ditentukan oleh seberapa mencolok pakaianmu, tapi seberapa dalam nilai di baliknya.
Fashion kini menjadi ruang untuk berekspresi sekaligus bertanggung jawab.
Dan Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya, punya semua modal untuk menjadi pionir dalam gerakan ini.
Gaya yang baik bukan hanya membuatmu terlihat keren — tapi juga membuat bumi tetap cantik.
Referensi:
-
Wikipedia: Fashion industry